MASALAH EXPOSURE TRIANGLE
MASALAH EXPOSURE TRIANGLE - Pastinya ketika membaca judul artikel kali ini sebagian besar sobat InFotografi sudah memahami tentang apa sih sebenarnya exposure triangle atau segitiga exposure itu. Exposure triangle merupakan hal yang paling dasar ketika kita belajar menggunakan pengaturan kamera secara manual, dan jika kalin yang sedang mulai belajar fotografi mungkin kalian akan sedikit terobsesi dengan apa itu ISO, aperture dan shutter speed.
Ketika pertama kali mengetahuhi bahwa ada lensa yang lebih "cepat" dari lensa yang lain (aperture bisa lebih lebar), dan itu yang diperlukan untuk membuat foto bagus pada kondisi low-light atau rendah cahaya, pasti sebagian besar kita akan bergumam. Bagus, masalah bisa terselesaikan, tetapi sebenarnya percaya atau tidak masalah belum terselesaikan. Kenapa? Karena ketika menggunakan aperture f/1.4 pada lensa 50mm bisa menyebabkan Depth of Field (DOF) yang sangat sempit, jadi jika Sobat memotret acara pernikahan dan kalian berencana untuk memaksimalkan lebar aperture, maka lebih baik kalian memiliki rencana lain, karena kemungkinan salah fokus akan terjadi. Kesimpulannya adalah : Ketika merubah aperture, jangan hanya terpaku pada "Cahaya lebih", tetapi juga pikirkan Depth of Field.
Shutter Speed-ketajaman
Ketika pertama kali belajar tentang exposure triangle, setiap pengaturan kamera biasanya dijelaskan bagaimana hubungannya dengan cahaya. Pengaturan aperture berarti membiarkan lebih banyak/sedikit cahaya yang masuk, sedangkan shutter speed merupakan rentang waktu lama tidaknya cahaya masuk, dan ISO adalah tingkat sensitifitas sensor terhadap cahaya. Seperti contoh diatas, selalu ada faktor lain ketika mempertimbangkan memilih sebuah pengaturan. Shutter Speed, bukan hanya lama shutter terbuka yang harus dipikirkan, menggunakan shutter speed terlalu lambat pada kondisi rendah cahaya bisa menyebabkan camera shake atau motion blur pada obyek gerak. Kondisi seperti ini akan menyebabkan hasil foto yang terkesan kabur dan jauh dari kata tajam. Investasilah pada lensa dengan fitur IS (Image Stabilising) jika memungkinkan. Fitur ini akan membantu kalian menciptakan foto yang lebih tajam ketika memotret pada kondisi rendah cahaya atau focal length yang panjang (zoom). Kesimpulannya adalah shutter speed = ketajaman.
ISO-Grain
ISO bisa menjadi teman terbaik tetapi bisa juga menjadi musuh bebuyutan, biasanya ISO merupakan pengaturan yang dilakukan terakhir kali sebelum aperture dan shutter speed. Beberapa diantara fotografer seringkali membenci Noise yang dihasilkan oleh ISO. Tiap kamera memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengatasi timbulnya noise. ISO bukanlah sekedar angka penyeimbang dari exposure triangle. Sobat tidak selalu bisa dengan mudahnya menggunakan ISO 3000 dan melupakan dampaknya. Sobat harus tahu bahwa semakin tinggi angka ISO berarti mengakibatkan lebih banyak noise/grain. Beberapa fotografer sengaja menambahkan ISO pada hasil foto mereka, terutama pada foto-foto hitam putih, jadi pada dasarnya ISO tinggi = Grain.
0 komentar